Banyak cara yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan informasi dan mencari penyelesaian masalah di Internet. Cara
yang paling populer saat ini adalah dengan menggunakan mesin pencari
(search engine) seperti Google. Google mencari halaman web untuk kata
kunci yang kita berikan dan menampilkan hasil pencarian berupa link ke
halaman web yang relevan dengan kata kunci tersebut. Saking terkenalnya seringkali kita mendengar plesetan,
jika kita kehilangan apapun, maka tanyakan saja pada mbah Google!
-nyaris mengalahkan popularitas ‘mbah dukun’ di masyarakat kita.
situs Google : www.google.co.id
Cara lain adalah dengan menggunakan WolframAlpha, yang satu ini bukan
mesin pencari, tapi mesin komputasi pengetahuan (computational
knowledge engine) .
situs Wolfram Alpha : www.wolframalpha.com
Apa perbedaan Google dengan Wolfram Alpha? Google adalah mesin
pencari sedangkan Wolfram Alpha merupakan mesin komputasi, google tidak
menjawab pertanyaan tapi memberikan link terhadap informasi di suatu
halaman web lain, sedangkan Wolfram Alpha akan menjawab permasalahan
yang berkaitan dengan kata kunci yang diberikan. Dan perbedaan yang
lebih jelas bagi penulis sebagai guru matematika, Wolfram Alpha dapat
menjawab persamaan-persamaan matematika sementara google tidak!Kehadiran Wolfram Alpha mestinya bisa mengubah situasi dan memperkaya pembelajaran di ruang kelas matematika. Jika selama ini peran guru sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran, nampaknya Wolfram Alpha dapat menggeser dan menggantikan salah satu peran yang saat ini banyak dilakukan oleh guru matematika, yaitu sebagai nara sumber belajar. Kemampuan Wolfram Alpha sangat menakjubkan, hampir semua topik dalam kurikulum matematika sekolah bisa tercover. Guru-guru matematika saat ini seharusnya bisa lebih kreatif dalam menyajikan masalah, agar lebih menantang dan menarik minat murid, tidak menyajikan soal-soal rutin yang bersifat “hafalan” karena hal tersebut dapat dijawab dengan mudah oleh Wolfram Alpha. Guru harus mampu mengemas permasalahan dalam bentuk “word problem”, murid-murid tidak dapat secara langsung menggunakan alat bantu sebelum menerjemahkan ke dalam permasalahan matematika. Sehingga fokus pembelajaran matematika bisa bergeser ke arah kemampuan penalaran yang lebih tinggi ketimbang terjebak dengan hal-hal prosedural hitung-menghitung yang tidak bisa menyiapkan murid menghadapi masalah-masalah baru yang lebih kompleks dan rumit.
Menurut Conrad Wolfram dalam pembelajaran matematika, sebaiknya murid dilatih untuk belajar membuat pertanyaan yang benar (merumuskan permasalahan dalam pertanyaan), menerjemahkan permasalahan nyata ke dalam model matematika, melakukan perhitungan untuk menyelesaikan permasalahan matematika, dan terakhir menginterpretasikan kembali solusi matematika ke solusi nyata sekaligus melakukan verifikasi. Selama ini kurang lebih 80% waktu pembelajaran dihabiskan dalam melakukan perhitungan, seharusnya ini diserahkan kepada komputer, dan murid diarahkan untuk memikirkan pada tiga hal lain selain perhitungan.
Berikut ini penulis tampilkan contoh penggunaan wolfram alpha dalam materi sistem persamaan kuadrat dan linear
Pada contoh di atas, diperlihatkan kemampuan wolfram alpha dalam melakukan perhitungan simbolik. Wolfram Alpha tidak sekedar memberikan jawaban, tapi juga menunjukkan proses penyelesaian langkah perlangkah (step by step), seperti contoh di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar